Jumat, 21 Juni 2013

Rukun Iman sebagai Realisasi Kalimat Syahadat

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Beragama adalah suatu bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman, terdiri dari enam pilar. Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah keimanannya, sehingga mengimani keenam rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang dalil dan contoh dari keenam rukun iman tersebut dan hubungannya dengan kalimat syahadat.


B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apamakna dari kalimat syahadat?
2.      Bagaimana pengertian dari rukun Iman dan dalilnya?
3.      Bagaimana realisasi kalimat syahadat dalam rukun Iman?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Agar dapat memahami makna dari kalimat syahadat;
2.      Agar dapat mengetahui pengertian rukun Iman beserta dalilnya;
3.      Agar dapat mengetahui realisasi kalimat syahadat dalam rukun Iman.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Makna Kalimat Syahadat
Kalimat syahadat merupakan peneguh yang diberikan Allah untuk meneguhkan orang yang beriman.
àMÎm6sVリ!$#šúïÏ%©!$#(#qãZtB#uäÉAöqs)ø9$$Î/ÏMÎ/$¨V9$#ÎûÍo4quŠptø:$#$u÷R9$#ÎûurÍotÅzFy$#(@ÅÒãƒurª!$#šúüÏJÎ=»©à9$#4ã@yèøÿtƒurª!$#$tBâä!$t±tƒm   
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS.Ibrahim :27).
Mengucapkan dua kalimat syahadat (syahadatain) merupakan rukun Islam yang pertama.Seseorang jika ingin masuk Islam, maka dia harus mengucapkan dua kalimat syahadat dengan penuh keyakinan.Ucapan syahadat juga selalu kita ucapkan setiap kita salat di dalam tahiyat.[1]
Syahadat pertama yaitu kalimat Laa ilaaha illallah yang memiliki dua rukun, sebagaimana salat, puasa dan haji mempunyai rukunnya masing-masing yang apabila rukun tersebut ditinggalkan maka tidak sah salat, puasa atau hajinya.Rukun yang pertama adalah nafyi (peniadaan) yaitu penggalan kalimat Laa ilaaha, maksudnya kalimat tersebut meniadakan hak peribadatan kepada selain Allah.Rukun yang kedua adalah itsbat (penetapan) yaitu penggalan kalimat illallah, maksudnya kalimat tersebut menetapkan hak peribadatan hanya milik Allah.[2]
             Jadi, yang berhak diibadahi hanya Allah saja.Tuhan selain Allah pada hakikatnya tidak layak dan tidak berhak untuk disembah dan diibadahi.
       Sebagian orang ada yang memaknai kalimat Laa ilaaha illallah adalah“Tidak ada Pencipta kecuali Allah”.Makna ini malah diyakini olehkebanyakan kaum muslimin dinegeri kita, yang non-muslim pun mengakuinya.Kalaulah memang benar demikian maknanya, kesimpulannya kaum musyrikin Quraisy sudah mengucapkan kalimat syahadat.Karena mereka mengakui bahwa pencipta alam semesta yang mengaturnya, memberi rezeki kepada penghuninya yang menghidupkan dan mematikan adalah Allah Ta’ala.[3]
            Yang benar, makna kalimat Laa ilaaha illallah adalah “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah”.Berarti Tuhan yang berhak diibadahi adalah Allah. Tuhanselain Allah tidak punya hak untuk disembah/diibadahi walaupun jin dan manusia menyembahnya. Maka peribadatan kepada Allah saja itulah yang benar (haq), sedangkan peribadatan selain Allah itulah yang salah (batil). Makna ini sesuai dengan Firman Allah yang berbunyi:
šÏ9ºsŒ cr'Î/©!$#uqèd,ysø9$#žcr&ur$tBšcqããôtƒ`ÏB¾ÏmÏRrߊuqèdã@ÏÜ»t6ø9$#žcr&ur©!$#uqèdÍ?yèø9$#玍Î6x6ø9$#ÇÏËÈ
 “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka ibadahi selain Allah, itulah yang batil dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (Al-Hajj:62)[4]
            Seseorang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah seharusnya memahami maknanya dengan landasan ilmu, meyakini kebenaran serta mengamalkan konsekuensinya dengan anggota tubuhnya..sehingga ia tidak membatalkan ucapannya sendiri karena ketidaktahuannya tentang hakikat pengucapan Laa ilaaha illallah. Dan diantara konsekuensinya adalah apapun bentuk ibadah (seperti nadzar, sembelihan, tawakal, takut, mengharap dan sebagainya) yang kita lakukan harus ditunjukkan untuk Allah saja, tidak kepada selain-Nya.
                   Syahadat kedua adalah syahadat Rasul, mengandung tiga pengakuan:
Ø Bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah yang diutus kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman;
Ø Bahwa beliau adalah Nabi dan Rasul terakhir karena Al-Quran yg diturunkan kepadanya merupakan kitab suci terakhir sebagai penyempurna kitab-kitab suci terdahulu;
Ø Bahwa Nabi saw.,  adalah penghulu seluruh Nabi dan Rasul.
Dengan syahadat ini, umat Islam mesti meyakini adanya rasul lain seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan sebagainya namun hanya mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw., sebagai rasul. Ini karena ajaran para rasul lain sudah diselewengkan oleh pengikutnya sehingga justru bertentangan dengan ajaran yang aslinya seperti mempersekutukan Allah dengan makhluknya.[5]

Dengan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kita wajib meyakini apa yang dibawanya, yaitu Al-Quran. Berikut penjelasan dan contoh yang dia berikan, yaitu sunnah Nabi. Selain meyakini, kita juga harus mengamalkannya dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya serta beribadah kepada Allah swt., sesuai dengan yang dicontohkannya (sesuai syariat).
Kita wajib meyakini bahwa Nabi Muhammad saw.,adalah Nabi dan Rasul terakhir yang harus kita contoh dan ikuti.
Kita wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., karena beliau mendapat wahyu dan bimbingan langsung dari Allah swt., Selain itu beliau sebagaimana para Nabi lainnya terjaga dari dosa  karena begitu ada kesalahan sedikit langsung mendapat teguran dari Allah swt.,dan bertobat.[6]
B.     Rukun Iman
1.      Iman Kepada Allah swt.,
Iman kepada Allah swt.,adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah swt., adalah Rabb dan Raja segala sesuatu. Dialah yang Mencipta, yang Memberi Rezeki, yang Menghidupkan dan yang Mematikan,  hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
Mempercayai bahwa Allahswt., itu adalah Zat dan Ada pada Allah Maha Esa itu merupakan satuan, ada pada Allah itu bersifat mutlak. Beberapa Sifat Allah yang merupakan suatu kemestian, yaitu Azali (al-Qidam), kekal tanpa batas (al-Baqa), berbeda dengan setiap makhluk (Mukhalafat lil Hawadits), keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiyamuhu bi Nafsihi), Maha esa (al-Wahdaniyat), berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat), berkemauan tanpa hambatan (al-Iradat), tahu atas setiap sesuatu (al-ilmu), hidup (al-Hayat), mendengar (al-Sama), menyaksikan (al-Bashar), berbicara menurut zat-Nya (al-Kalam).[7]
Adapun dalil mengenai Iman kepada Allah swt.,yaitu:
uqèdãA¨rF{$#ãÅzFy$#urãÎg»©à9$#urß`ÏÛ$t7ø9$#ur(uqèdurÈe@ä3Î/>äóÓx«îLìÎ=tæÇÌÈ“Beriman kepada Allah berarti meyakini akan wujud Allah seta
mengesakannya, baik zat, asma, sifat, maupun  perbuatan”.
(Q.S. Al-Hadid, 57:3)

2.              Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah swt.,memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya.Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allahswt.,mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan.Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan.Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti.Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allahswt.,
Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla. Maka wajib mengimani secara terperinci, para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allahswt., adapun yang belum disebutkan namanya wajib mengimani mereka secara umum.

Dalilnya:
4ö@t/׊$t6ÏãšcqãBtõ3BÇËÏÈŸw¼çmtRqà)Î7ó¡oÉAöqs)ø9$$Î/Nèdur¾Ín̍øBr'Î/šcqè=yJ÷ètƒÇËÐÈ
”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya”.(QS. Al-anbiya: 26-27)
3.      Iman Kepada Kitab-Kitab Allahswt.,
Maksudnya adalah meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah swt.,  memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya yang benar-benar merupakan Firman-Nya.Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah.Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya oleh Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil(terperinci), yaitu Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran. Selain wajib mengimani bahwa Al-Quran diturunkan dari sisi Allah, wajib pula mengimani bahwa Allah swt.,telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta menjauhi berbagai larangan yang terdapat di dalamnya.Al-Quran merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Quranlah yang dijaga oleh Allahswt., dari pergantian dan perubahan. Al-Quran adalah Kalam Allah swt.,yang diturunkan, dan bukan makhluk yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Iman kepada kitab Allahswt., bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah swt., dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan yang akanditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup berakhir. Maka dengan pemberitahuan kitab suci, manusia dapat mengatur hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah swt.,sehingga manusia mempunyai masa depan yang jelas.
Adapun dalil dari beriman kepada kitab-kitab Allahswt., yaitu:
ôs)s9$uZù=yör&$oYn=ßâÏM»uZÉit7ø9$$Î/$uZø9tRr&urÞOßgyètB|=»tGÅ3ø9$#šc#uÏJø9$#urtPqà)uÏ9â¨$¨Y9$#ÅÝó¡É)ø9$$Î/($uZø9tRr&uryƒÏptø:$#ÏmŠÏùÓ¨ù't/ÓƒÏx©ßìÏÿ»oYtBurĨ$¨Z=Ï9zNn=÷èuÏ9urª!$#`tB¼çnçŽÝÇZtƒ¼ã&s#ßâurÍ=øtóø9$$Î/4¨bÎ)©!$#;Èqs%ÖƒÌtãÇËÎÈ
”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan“.(QS. Al-Hadid: 25)
                                    
4.      Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah swt., Dengan perilaku yang dicontohkan Rasulullah, maka manusia akan mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang berhubungan dengan Allah, hubungan antar manusia maupun lainnya.






Adapun dalilnya yaitu:
!$¯RÎ)y7»oYù=yör&Èd,ptø:$$Î/#ZŽÏ±o0#\ƒÉtRur4bÎ)urô`ÏiB>p¨Bé&žwÎ)Ÿxyz$pkŽÏù֍ƒÉtRÇËÍÈ
“Sesungguhnya kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan”.(Fathir : 24)
                                                                                       
5.      Iman Kepada Hari Kiamat
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan  sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak memperolah balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia akan terus berproses dan mencari makna kehidupan.
Dalilnya yaitu:
yÏÿçRurÎûÍqÁ9$#t,Ïè|Ásù`tBÎûÏNºuq»yJ¡¡9$#`tBurÎûÇÚöF{$#žwÎ)`tBuä!$x©ª!$#(§NèOyÏÿçRÏmŠÏù3t÷zé&#sŒÎ*sùöNèd×P$uŠÏ%tbrãÝàZtƒÇÏÑÈ
”Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah.Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing)”.(QS. Az-Zumar: 68)


6.      Iman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah swt., takdirkan kepadanya dan Allah swt., akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah swt.,  sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah swt., . Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allahswt.,
Dalilnya yaitu:
óOs9r&öNn=÷ès?žcr&©!$#ãNn=÷ètƒ$tBÎûÏä!$yJ¡¡9$#ÇÚöF{$#ur3¨bÎ)šÏ9ºsŒÎûA=»tFÏ.4¨bÎ)y7Ï9ºsŒn?tã«!$#׎Å¡oÇÐÉÈ
”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnyaitu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah”.(QS. Al-Hajj: 70)




C.    Realisasi  Kalimat  Syahadat dalam Rukun Iman

1.      Realisasi dalam Peribadatan
Ibadah merupakan hakikat manusia diciptakan, sehingga tidak bisa terlepas dari semua aturan yang disampaikan oleh Allahswt., melalui Rasul-Nya.Ibadah merupakan perbuatan tunduk kepada Allah swt.,dan Rasul- Nya, yang berlawanan dengan hawa nafsunya. Realisasi atau aktualisasi syahadat dalam peribadatan ini meliputi dua kategori yaitu;
a)      Salat
Pelaksanaan salat dalam Al-Quran disebutkan dengan Al-Iqamah, artinya melaksanakan salat itu harus dengan sempurna dalam syarat, rukun, dan sunnahnya.Salat merupakan amal ibadah yang paling utama dari semua bentuk peribadatan karena dengan salat dapat membimbing manusia pada keshalihan individu dan juga sosial.Keberhasilan dari salat tersebut tergantung pada kesempurnaannya dalam melaksanakan syarat, rukun, dan sunnahnya. Karena salat mengandung makna tersendiri dari bentuk pelaksanaannya yaitu:
Ø  Terdapat nilai kedisiplinan, hal ini dapat kita lihat dari penetapan salat yang telah jelas ditentukan waktunya sehingga dengan kelima waktu salat tersebut manusia dibimbing untuk selalu ingat waktu. 
Ø  Terdapat nilai dzikir, karena pada prinsipnya salat merupakan waktu untuk menghadap dan mengingat Allah swt.,seperti yang dipaparkan dalam surat Thaha ayat 14.
Ø  Terdapat nilai kesopanan dan adab, hal ini didasarkan pada peraturan salat yang menerapkan tentang keharusan menutup aurat, menutup aurat dizaman sekarang ini merupakan suatu hal yang tabu bahkan menjadi tontonan yang aneh. Disamping nilai kesopanan tersebut terdapat nilai adab terhadap sang pencipta, karena salat merupakan suatu praktek menghadapnya hamba kepada sang raja yaitu Allah,sehingga untuk menghadap raja haruslah menghias diri.  
b)      Puasa                             
                        Puasa merupakan praktek dari penguasaan seorang hamba terhadap hawa nafsunya, sehingga ia akan selamat baik didunia maupun diakhiratnya, karena pada dasarnya kecelakaan manusia itu diawali oleh kepatuhannya pada hawa nafsunya sehingga mampu meninggalkan semua bentuk peribadatan kepadaAllah.

2.      Realisasi dalam Hubungan Sosial
            Syahadat mengandung makna ketauhidan/ibadah dan juga makna syariat/social sehingga disamping direalisasikan dalam peribadatan, syahadatpun direalisasikan dalam hubungan sosial. Fungsi syahadat dalam hubungan sosial tersebut dapat direalisasikan kedalam dua kriteria berikut:
a.       Zakat
            Zakat merupakan sebuah contoh realisasi dalam hubungan sosial, karena implementasi dari zakat adalah kepedulian terhadap orang lain. Dengan demikian pelaksanaan zakat merupakan salah satu yang diwajibkan oleh Allahswt., kepada mukallaf  yang telah bersyahadat  bersaksi atas ketuhanan Allah swt., dan kerasulan Muhammadsaw.,
b.      Haji
            Pelaksanaan haji mengandung intisari dari makna keikhlasan dan zuhud, karena pada dasarnya setiap manusia masih terbebani oleh ketamakannya terhadap kenikmatan dunia kecuali orang-orang yang zuhud. Dengan ibadah haji ini dapat diambil suatu pelajaran yang besar bahwa harta yang kita miliki hanyalah milik Allah swt.,semata dan akan kembali kepada-Nya.[8]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Makna dari kalimat syahadat antara lain:Syahadat pertama yaitu kalimat Laa ilaaha illallahyang memilki dua rukun, yaitu nafyi (peniadaan) dan itsbat (penetapan); dan Syahadat kedua adalah syahadat Rasul, mengandung tiga pengakuan yaitu Nabi Muhammad saw., adalah Rasul Allah yang diutus kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman, Nabi Muhammad saw., adalah Nabi dan Rasul terakhir karena Al-Quran yg diturunkan kepadanya merupakan kitab suci terakhir  sebagai penyempurna kitab-kitab suci terdahulu,  Nabi Muhammad saw.,  adalah penghulu seluruh Nabi dan Rasul.
2.       Rukun Iman antara lain: Iman kepada Allah swt.,(Q.S. Al-Hadid, 57:3), Iman kepada malaikat(QS. Al-anbiya: 26-27), Iman Kepada Kitab-Kitab Allah swt.,(QS. Al-Hadid: 25), Iman Kepada Rasul-Rasul Allah (QS. Fathir : 24), Iman Kepada Hari Kiamat(QS. Az-Zumar: 68), Iman Kepada Qada dan Qadar(QS. Al-Hajj: 70).
3.      Ralisasi kalimat Syahadat dalam rukun iman meliputi relisasi dalam peribadatan yaitu salat dan puasa, sedangkan realisasi dalam hubungan sosial yaitu zakat dan haji.

B.     Saran
Sebagai umat muslim yang bertakwa, sebaiknya kita senantiasa mendekatkan diri kepada Allah swt., dengan mentaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Seperti juga halnya dalam memaknai  kalimat syahadat. Seharusnya kita tidak hanya mengucapkannya lewat lisan kita saja, namun dalam hal ini kita lebih dituntut kepada pengaplikasian dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.


1 komentar:

  1. How do casino sites work? - Dr.MD
    One 밀양 출장안마 of the major 창원 출장마사지 reasons for the rise of online gambling is 상주 출장안마 that it allows 보령 출장샵 people 순천 출장안마 to play a variety of casino games. The casino has over 3,000 slot

    BalasHapus